Selasa, 13 November 2012

si blirik



si blirik

eneng iriani 1003664
irni iranti wahyu 1003650
linda nurfarida 1003656

Suatu hari induk itik mengajak keempat anaknya mencari makan. Mereka mencari makan di sebuah sungai.



 Blirik, salah satu anak itik, tidak mau mencari makan. Ia berenang meninggalkan induk dan saudara-saudaranya. Ia berenang kearah hulu sungai.

Tidak berapa lama kemudian, Blirik bertemu dengan rombongan angsa. Blirik  berkenalan dengan salah satu anak angsa. Nama anak itu Putih. Putih mengajak Blirik ke rumahnya. Kata Putih, di dekat rumahnya banyak makanan. Blirik tertarik dengan ajakan Putih. Mereka bersepakat bertemu di tengah sungai. Kemudian, mereka akan berenang ke dekat rumah Putih.
Malam itu Blirik tidak dapat tidur. Menjelang fajar, Blirik segera mengendap-endap meninggalkan kandangnya. Blirik segera berenang berlari menuju sungai. Sesampai di  sungai Blirik segera berenang. Blirik berenang menuju tengah sungai. Perjalanan Blirik pun sampai di tempat yang disepakati kemarin.
Putih sudah menunggu Blirik. Putih dan Blirik lalu berenang ke hulu. Mereka berenang sambil mencari ikan-ikan kecil. Karena asyik, Blirik dan Putih tidak menyadari bahaya mengancam. Seekor ular berjalan pelan menanti mangsanya lengah. Tiba-tiba saja ular itu meluncur sangat cepat kearah Blirik. Putih berteriak menyuruh Blirik lari. Blirik kaget. Ia segera berenang ke darat. Dengan susah payah, Blirik berhasil mencapai daratan Blirik menoleh ke  belakang. Dilihatnya ular itu meluncur dengan cepat. Blirik semakin ketakutan. Tiba-tiba terdengar,’’Teot…teot…teot…! Makin lama suara itu makin melemah. Suara itu berasal dari katak yang ditangkap ular.
Blirik bersyukur terhindar dari bahaya. Namun ia menyesali perbuatannya. Blirik berenang kearah hilir sungai. Tiba-tiba ia mendengar namanya dipanggil. Panggilan itu berasal dari induknya. Blirik lalu berlari menemui induknya. Blirik meminta maaf kepada induknya. Ia berjanji tidak mengulangi lagi perbuatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar