si blirik
eneng iriani 1003664
irni iranti wahyu 1003650
linda nurfarida 1003656
Suatu hari induk itik mengajak keempat anaknya mencari
makan. Mereka mencari makan di sebuah sungai.
Blirik, salah satu
anak itik, tidak mau mencari makan. Ia berenang meninggalkan induk dan
saudara-saudaranya. Ia berenang kearah hulu sungai.
Tidak berapa lama kemudian, Blirik bertemu dengan rombongan
angsa. Blirik berkenalan dengan salah satu anak angsa. Nama anak itu
Putih. Putih mengajak Blirik ke rumahnya. Kata Putih, di dekat rumahnya banyak
makanan. Blirik tertarik dengan ajakan Putih. Mereka bersepakat bertemu di
tengah sungai. Kemudian, mereka akan berenang ke dekat rumah Putih.
Malam itu Blirik tidak dapat tidur. Menjelang fajar, Blirik
segera mengendap-endap meninggalkan kandangnya. Blirik segera berenang berlari
menuju sungai. Sesampai di sungai Blirik segera berenang. Blirik berenang
menuju tengah sungai. Perjalanan Blirik pun sampai di tempat yang disepakati
kemarin.
Putih sudah menunggu Blirik. Putih dan Blirik lalu berenang
ke hulu. Mereka berenang sambil mencari ikan-ikan kecil. Karena asyik, Blirik
dan Putih tidak menyadari bahaya mengancam. Seekor ular berjalan pelan menanti
mangsanya lengah. Tiba-tiba saja ular itu meluncur sangat cepat kearah Blirik.
Putih berteriak menyuruh Blirik lari. Blirik kaget. Ia segera berenang ke
darat. Dengan susah payah, Blirik berhasil mencapai daratan Blirik menoleh
ke belakang. Dilihatnya ular itu meluncur dengan cepat. Blirik semakin
ketakutan. Tiba-tiba terdengar,’’Teot…teot…teot…! Makin lama suara itu makin
melemah. Suara itu berasal dari katak yang ditangkap ular.
Blirik bersyukur terhindar dari bahaya. Namun ia menyesali
perbuatannya. Blirik berenang kearah hilir sungai. Tiba-tiba ia mendengar
namanya dipanggil. Panggilan itu berasal dari induknya. Blirik lalu berlari
menemui induknya. Blirik meminta maaf kepada induknya. Ia berjanji tidak
mengulangi lagi perbuatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar